Wednesday 12 December 2012

Profil Singkat Lembaga Tahfizh Al Qur'an (LTQ) Ibnu Abbas Islamabad Pakistan




  Ta’aruf
Berawal dari keinginan dan tujuan bersama serta semangat rekan-rekan untuk menghafal dan mengulang hafalan Al Quran yang pernah mereka miliki, biidznillah dengan kekompakan tujuh mahasiswa menyepakati untuk membentuk satu halaqoh kecil di mana mereka memiliki kesempatan untuk mengaktualisasikan tujuan tersebut.
Pada 1 Oktober 2009 terbentuk halaqoh Tahfizh Al Quran tanpa memilki nama yang terdiri dari tujuh orang : Mansur Taswin, Zulfi Safriyadhi, Hifni Muzamminil Hasba (rahimahullah), Asmin Sabil, Emha Hasan Saifullah, Muhammad Irfan Abdul Aziz, dan Retno Pujiono.
Pada pertemuan pertama diputuskan untuk memilih Musyrif (pembina/penasihat) sekaligus Mudir (Koordinator Umum) untuk mengkoordinasi program kerja agar tetap berjalan, serta point penting lain, yaitu mengadakan tasmi’ dan muraja’ah juzziyyah (mengulang hafalan satu juz ‘sekali duduk’) sebagai agenda mingguan dan bulanan juga target hafalan yang harus dipenuhi setiap bulannya. Motto slow but sure menjadi landasan para anggota, mengingat kesibukan mereka; baik dalam dunia akademi maupun organisasi, namun tidak mengurangi semangat dan azzam para anggota dalam halaqoh ini.
Seiring waktu berjalan, anggota halaqoh makin bertambah dan usulan demi usulan mulai banyak masuk ke ”meja koordinator” untuk menuju ke arah perbaikan dan kebaikan, kemudian diusulkanlah nama halaqoh tahfizh menjadi Halaqoh Tahfizh Ibnu Abbas dengan merujuk salah seorang nama Shahabat yang dikenal sebagai hibrul ummah (ulamanya ummat ini), mufassir besar sepanjang zaman, dan pemilik madrasah Al Quran pada masanya t, berkat doa Rasulullah r,
اللَّهُمَّ فَقِّهْهُ فِي الدِّينِ وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيْلَ
“Ya Allah, berilah pemahaman agama kepadanya, dan berikan kepadanya ilmu ta’wil (tafsir Al Quran)”.
Tanggal 2 Sya’ban 1431 H (14 Juli 2010), Halaqoh Tahfizh Ibnu Abbas mengadakan musyawarah untuk pertama kalinya untuk menerima usulan dari seluruh anggota yang akhirnya melahirkan visi dan misi serta point-point program untuk menunjang tujuan yang sudah diletakkan di awal. Saat itulah muncul masukan baru untuk merubah nama menjadi Lembaga Tahfizh Al-Quran (LTQ) Ibnu Abbas, Islamabad.
Saat ini, LTQ Ibnu Abbas memiliki anggota sebanyak 19 orang dengan latar belakang organisasi dan fakultas yang berbeda. Dengan adanya satu visi dan misi bersama, maka perbedaan latar belakang tadi luntur ketika masuk dalam lingkaran lembaga yang berorientasi pembentukan generasi Qurani ini. Adanya tujuan bersama itu pula, maka semua anggota berkumpul dan membentuk satu wadah di mana masing-masing personal berlomba-lomba dalam menghafal dan menggalakkan semangat bersama untuk berinteraksi dengan Al Quran secara intensif.
   Seputar LTQ Ibnu Abbas:
1.        Nama Lembaga
Lembaga Tahfizh Al Quran (LTQ) Ibnu Abbas Islamabad
2.        Tanggal dibentuk
2 Sya’ban 1431 H bertepatan 14 Juli 2010 pada musyawarah pertama
3.        Motto
الحياة في ظلال القرآن نعمة لايعرفها إلامن ذاقها                                                                                                       
“Hidup di bawah naungan Al-Quran adalah sebuah nikmat, yang tidak akan diketahui kecuali oleh siapa yang merasakannya”
4.        Visi
Membentuk generasi Rabbani Qurani yang berakhlaqul karimah (QS. Ali Imraan : 79)
5.        Misi
-          Mendirikan Lembaga Tahfizh Al-Quran dan menjalankan serta mengembangkan metode yang efektif.
-          Mensyiarkan nilai-nilai Al-Quran bagi anggota dan lingkungan sekitar
6.        Struktur Pengurus
a.       Koordinator Umum                : Zulfi Safriyadhi
b.      Mas’ul Tahfizh                        : Azhar Nurachman
c.       Mas’ul Idari dan Buletin         : Irsyadul Hakim
d.      Mas'ul I'lam (informasi)           : Rosyid Ridho
e.       Mas’ul Keuangan                   : Dzulhijatil Khoriv
7.        Program Kerja
i.      Tasmi’ Partner (berpasangan)
Setiap anggota memiliki pasangan untuk menyetor hafalan (tasmi’) setiap pekannya. Adapun target yang dipenuhi oleh setiap anggota adalah 1 juz 2 bulan, atau minimal empat juz selama satu tahun (dengan dipotong waktu libur untuk ujian).
ii.    Tasmi’ Dauri (bergilir)
Pada setiap pertemuan, satu orang membaca seperempat Juz yang didengarkan oleh seluruh anggota dan mengoreksi jika ada kesalahan (baik hafalan maupun tajwidnya). Cara ini dilakukan untuk melekatkan hafalan Al-Quran dan memperbaiki bacaan jika ada kesalahan dalam makharijul huruf.
iii.  Istimraarul Ayat (melanjutkan ayat)
Dalam halaqoh, satu orang membaca potongan ayat, kemudian pasangan yang sudah ditentukan, melanjutkan ayat yang sudah dibaca oleh pasangannya. Kelebihan metode ini adalah untuk memastikan kelancaran hafalan yang sudah disetorkan.
iv.    Imtihaan Juz-iy (ujian satu juz)
Setiap anggota yang sudah menyelesaikan hafalan satu juz, diharapkan mampu melewati ujian satu juz di depan 10 penguji. Caranya, masing-masing penguji memberikan potongan ayat, kemudian anggota yang diuji melanjutkan ayat yang dibacakan oleh semua penguji.
v.      Muraja’ah Juziyyah.
Setiap anggota wajib menghafal satu juz sekali duduk dengan diperdengarkan kepada anggota yang lain. Kegiatan ini diadakan setiap dua bulan sekali dengan menginap satu malam di masjid atau rumah sekitar kampus. Hal ini dimaksudkan supaya hafalan yang sudah disiapkan satu juz tersebut tidak mudah hilang.
vi.      Kultum dari setiap anggota pada tiap pertemuan.
Tausiyah juga disampaikan oleh asatidzah pada setiap kegiatan muraja’ah juziyah.
vii.    Menerbitkan buletin bulanan (Buletin Hadza Al-Kitab).
Tulisan yang dipublikasikan adalah kontribusi Ustadz-ustadz atau pengajar di IIU, anggota LTQ, mahasiswa atau mahasiswi dan siapapun yang ingin memberikan sumbangsih berupa tulisan kepada redaksi Hadzal Kitab.

Semoga Allah I memudahkan kita atas setiap langkah menuju kebaikan dan ridho-Nya. Amin.  
Fa nastamiddu minallahi al-‘auna wa at-taufiq.

Blog : ibbaspakistan.blogspot.com
Email : ltqibbaspakistan@gmail.com

No comments:

Post a Comment

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube