Ta’aruf
Berawal dari keinginan dan tujuan bersama serta semangat rekan-rekan untuk
menghafal dan mengulang hafalan Al Quran yang pernah mereka miliki, biidznillah
dengan kekompakan tujuh mahasiswa menyepakati untuk membentuk satu halaqoh
kecil di mana mereka memiliki kesempatan untuk mengaktualisasikan tujuan
tersebut.
Pada 1 Oktober 2009 terbentuk halaqoh Tahfizh Al Quran tanpa memilki nama
yang terdiri dari tujuh orang : Mansur Taswin, Zulfi Safriyadhi, Hifni
Muzamminil Hasba (rahimahullah), Asmin Sabil, Emha Hasan Saifullah, Muhammad
Irfan Abdul Aziz, dan Retno Pujiono.
Pada pertemuan pertama diputuskan untuk memilih Musyrif (pembina/penasihat)
sekaligus Mudir (Koordinator Umum) untuk mengkoordinasi program kerja agar
tetap berjalan, serta point penting lain, yaitu mengadakan tasmi’ dan muraja’ah
juzziyyah (mengulang hafalan satu juz ‘sekali duduk’) sebagai agenda mingguan
dan bulanan juga target hafalan yang harus dipenuhi setiap bulannya. Motto slow
but sure menjadi landasan para anggota, mengingat kesibukan mereka; baik
dalam dunia akademi maupun organisasi, namun tidak mengurangi semangat dan
azzam para anggota dalam halaqoh ini.
Seiring waktu berjalan, anggota halaqoh makin bertambah dan usulan demi
usulan mulai banyak masuk ke ”meja koordinator” untuk menuju ke arah perbaikan
dan kebaikan, kemudian diusulkanlah nama halaqoh tahfizh menjadi Halaqoh
Tahfizh Ibnu Abbas dengan merujuk salah seorang nama Shahabat yang dikenal
sebagai hibrul ummah (ulamanya ummat ini), mufassir besar sepanjang
zaman, dan pemilik madrasah Al Quran pada masanya t, berkat doa Rasulullah r,
اللَّهُمَّ فَقِّهْهُ فِي الدِّينِ وَعَلِّمْهُ
التَّأْوِيْلَ
“Ya Allah, berilah pemahaman agama kepadanya, dan
berikan kepadanya ilmu ta’wil (tafsir Al Quran)”.
Tanggal 2 Sya’ban 1431 H (14 Juli 2010), Halaqoh Tahfizh Ibnu Abbas
mengadakan musyawarah untuk pertama kalinya untuk menerima usulan dari seluruh
anggota yang akhirnya melahirkan visi dan misi serta point-point program untuk
menunjang tujuan yang sudah diletakkan di awal. Saat itulah muncul masukan baru
untuk merubah nama menjadi Lembaga Tahfizh Al-Quran (LTQ) Ibnu Abbas,
Islamabad.
Saat ini, LTQ Ibnu Abbas memiliki anggota sebanyak 19 orang dengan latar
belakang organisasi dan fakultas yang berbeda. Dengan adanya satu visi dan misi
bersama, maka perbedaan latar belakang tadi luntur ketika masuk dalam lingkaran
lembaga yang berorientasi pembentukan generasi Qurani ini. Adanya tujuan
bersama itu pula, maka semua anggota berkumpul dan membentuk satu wadah di mana
masing-masing personal berlomba-lomba dalam menghafal dan menggalakkan semangat
bersama untuk berinteraksi dengan Al Quran secara intensif.
Seputar LTQ Ibnu Abbas:
1.
Nama Lembaga
Lembaga Tahfizh Al
Quran (LTQ) Ibnu Abbas Islamabad
2.
Tanggal dibentuk
2 Sya’ban 1431 H
bertepatan 14 Juli 2010 pada musyawarah pertama
3.
Motto
الحياة في ظلال القرآن نعمة لايعرفها إلامن ذاقها
“Hidup di bawah naungan
Al-Quran adalah sebuah nikmat, yang tidak akan diketahui kecuali oleh siapa
yang merasakannya”
4.
Visi
Membentuk generasi Rabbani
Qurani yang berakhlaqul karimah (QS. Ali Imraan : 79)
5.
Misi
-
Mendirikan Lembaga
Tahfizh Al-Quran dan menjalankan serta mengembangkan metode yang efektif.
-
Mensyiarkan nilai-nilai
Al-Quran bagi anggota dan lingkungan sekitar
6.
Struktur Pengurus
a. Koordinator Umum :
Zulfi Safriyadhi
b. Mas’ul Tahfizh : Azhar Nurachman
c. Mas’ul Idari dan Buletin : Irsyadul Hakim
d. Mas'ul I'lam (informasi) : Rosyid Ridho
e. Mas’ul Keuangan : Dzulhijatil Khoriv
7.
Program Kerja
i. Tasmi’ Partner (berpasangan)
Setiap anggota memiliki
pasangan untuk menyetor hafalan (tasmi’) setiap pekannya. Adapun target yang dipenuhi
oleh setiap anggota adalah 1 juz 2 bulan, atau minimal empat juz selama satu
tahun (dengan dipotong waktu libur untuk ujian).
ii. Tasmi’ Dauri (bergilir)
Pada setiap pertemuan,
satu orang membaca seperempat Juz yang didengarkan oleh seluruh anggota dan
mengoreksi jika ada kesalahan (baik hafalan maupun tajwidnya). Cara ini
dilakukan untuk melekatkan hafalan Al-Quran dan memperbaiki bacaan jika ada kesalahan
dalam makharijul huruf.
iii. Istimraarul Ayat (melanjutkan ayat)
Dalam halaqoh, satu
orang membaca potongan ayat, kemudian pasangan yang sudah ditentukan, melanjutkan ayat yang
sudah dibaca oleh pasangannya. Kelebihan metode ini adalah untuk memastikan
kelancaran hafalan yang sudah disetorkan.
iv. Imtihaan Juz-iy (ujian satu juz)
Setiap anggota yang
sudah menyelesaikan hafalan satu juz, diharapkan mampu melewati ujian satu juz
di depan 10 penguji. Caranya, masing-masing penguji memberikan
potongan ayat, kemudian anggota yang diuji melanjutkan ayat yang dibacakan oleh
semua penguji.
v. Muraja’ah Juziyyah.
Setiap anggota wajib menghafal
satu juz sekali duduk dengan diperdengarkan kepada anggota yang lain. Kegiatan
ini diadakan setiap dua bulan sekali dengan menginap satu malam di masjid atau
rumah sekitar kampus. Hal ini dimaksudkan supaya hafalan yang sudah disiapkan
satu juz tersebut tidak mudah hilang.
vi. Kultum dari
setiap anggota pada tiap pertemuan.
Tausiyah juga
disampaikan oleh asatidzah pada setiap kegiatan muraja’ah juziyah.
vii. Menerbitkan
buletin bulanan (Buletin Hadza Al-Kitab).
Tulisan yang
dipublikasikan adalah kontribusi Ustadz-ustadz atau pengajar di IIU, anggota
LTQ, mahasiswa atau mahasiswi dan siapapun yang ingin memberikan sumbangsih
berupa tulisan kepada redaksi Hadzal Kitab.
Semoga Allah I memudahkan kita atas setiap langkah menuju kebaikan dan ridho-Nya. Amin.
Fa
nastamiddu minallahi al-‘auna wa at-taufiq.
Blog : ibbaspakistan.blogspot.com
Email : ltqibbaspakistan@gmail.com
No comments:
Post a Comment