Wednesday 12 December 2012

Obor Penerang Kegelapan



Adakalanya manusia lupa dan berbuat khilaf, adakalanya pula manusia berbuat dosa, karena memang manusia adalah makhluk yang tidak bisa lepas dari kesemuanya, dan memang setiap anak Adam ‘Alaihis Salam adalah pasti pernah berbuat kesalahan, akan tetapi sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang mau untuk bertaubat. Boleh jadi pada pagi harinya seorang muslim melakukan perbuatan yang baik, akan tetapi tidak melepas kemungkinan pada sore harinya ia sudah melakukan perbuatan yang menyimpang, menggibah lah, menyakiti hati orang lain lah, ataupun perbuatan-perbuatan tercela lainnya .Oleh karena itu islam dengan kesempurnaan ajarannya, telah memberikan solusi atau jalan keluar untuk mengantisipasi semuanya  ini, karena islam memang ajaran, pedoman, dan tatanan hidup yang langsung di  buat oleh yang Maha Mengetahui segala sesuatu.


Islam telah memerintahkan antara sesama  untuk senantiasa saling nasehat-menasehati, karena memang nasehat memiliki peranan yang sangat besar dan urgen dalam memperkokoh bangunan umat ini, bagaimana tidak, tanpanya umat ini tidak akan menjadi baik, karena manusia pasti akan melakukan perbuatan seenaknya dan cenderung mengikuti kehendak hawa nafsu yang menipu.
Dan memang sudah menjadi tugas utama  syetan di bumi ini yaitu akan selalu dan  senantiasa membujuk manusia untuk melakukan perbuatan keji dan mungkar.

Makna Nasehat 

Nasehat adalah: ”Menghendaki kebaikan pada orang yang diberi nasehat dengan perkataan-perkataan yang bertujuan untuk perbaikan”.

Hukum Nasehat

1. Fardhu kifayah: imam An Nawawi berkata: ”Sesungguhnya amar ma’ruf dan nahi mungkar hukumnya fardhu kifayah jikalau sudah ada yang melaksanakannya maka yang lain lepas dari tanggung jawab tersebut, akan tetapi, jikalau tidak ada seorang pun yang melaksanakannya tanpa  adanya udzur dan ketakutan maka semuanya akan mendapatkan dosanya”.
2. Fardhu ‘ain:
a.       Jikalau datang saudaramu untuk meminta nasehat darimu.
b.      Jikalau kita melihat kemungkaran, dan orang lain tidak mau mengingatkannya, dengan tujuan  supaya tidak terjadi kemungkaran yang lebih besar.
c.       Jikalau yang mengetahui bahwa sesuatu perbuatan tersebut adalah perbuatan kemungkaran hanyalah anda seorang, dan orang lain tidak mengetahuinya.

Faedah-faedah yang terkandung dalam nasehat:

a.       Nasehat adalah inti dari agama, dan mutiara insani.
b.      Anda kecintaan pada orang lain, dan benci kalau kejelekan ada pada mereka.
c.       Memperbanyak teman, karena tidak adanya hasad, dan tidak suka kalau kejelekan menimpa orang lain.
d.      Perbaikan pada masyarakat, karena tersebarnya keutamaan, dan tertupnya kejelekan dan keburukan.
e.      Terciptanya rasa kasih sayang.
f.        Menyibukkan diri untuk mencari cara yang paling mengena dalam menasehati, tentunya akan mendorong orang untuk senantiasa belajar.
g.       Menerangkan kesalahan orang yang berbuat kesalahan, dan jikalau ia benci dan menolak, maka itu tidak mengapa, karena marahnya disebabkan karena nasehat kita, bukan karena kita ghibah terhadapnya.
h.      Orang yang menegakkannya (nasehat ) dengan benar maka akan dimuliakan.

Adab-adab dalam nasehat:

A. Bagi sang penasehat:
1.       Ikhlas, bukan untuk menampakkan kecerdasan akalnya, dan bukan pula untuk  membuka kejelekan orang lain yang dinasehati dan tidak pula biar supaya terkenal, akan tetapi haruslah tujuan dari nasehat itu adalah ishlah(perbaikan) dan hanya untuk mengharap ridha Allah Subhaanahu wa Ta’ala  semata.

2.       Dengan hikmah dan nasehat yang baik, kalimat yang baik adalah kunci hati, Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman: ”Serulah manusia kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Rabb-mu Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya, dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl:125)

3.       Tidak boleh menutupi ilmu: seorang muslim mengetahui bahwa nasehat adalah salah satu hak yang harus dipenuhi, orang beriman adalah cerminan bagi saudaranya, maka memberikan nasehat kepada saudaranya, dan memberitahukan atas kekurangan-kekurangannya, dan tidak boleh menutup nutupinya. Rasulullh Shalallahu ‘Alaihi wa Salam bersabda: ”Hak muslim terhadap muslim yang lainnya itu ada enam, Rasulullah pun ditanya : ”Apakah yang enam itu wahai Rasululah? Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ”Jikalau engkau bertemu maka ucapkanlah salam padanya, dan apabila engkau dipanggil (diundang) maka penuhilah undangan tersebut, jikalau engkau dimintai nasehat maka nasehatilah …” (HR.Muslim)

4.       Nasehat dalam keadaan sepi (tidak di depan umum ), sehingga tidak membuka kejelekan orang yang di nasehati, dan tidak melukai perasaannya. Imam Asy Syafi’I berkata: ”Nasehatilah aku tatkala aku sendiri, dan jangalah menasehatiku di dalam keramaian manusia, karena nasehat di dalam keramaian manusia adalah bentuk dari penjelekkan, yang saya tidak suka untuk mendengarnya”.

5.       Amanah dalam nasehat: dengan tidak menyakiti dan membuat orang yang di nasehati  lemah dalam beramal, akan tetapi mendorong yang dinasehati supaya lebih bersemangat, maka hendaklah sebelum menasehati untuk berfikir secara matang.

B. Adab bagi orang yang dinasehati:
1.       Menerima nasehat dengan lapang dada.
2.  Tidak kembali kepada kebathilan, karena kembali kepada jalan Allah adalah sebuah keutamaan dan kenikmatan.
3.       Mengambil nasehat dari seorang muslim yang berakal dan berilmu.
4.       Merealisasikan nasehat dalam amalan nyata.
5.     Berterima kasih kepada orang yang telah menasehatinya, karena barang siapa yang tidak berterima kasih kepada manusia maka dia tidak bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dari sini kita bisa mengambil sari-sari nasehat yang mana ianya adalah bentuk ungkapan kasih sayang kepada orang lain di sekitar kita, sebuah ungkapan penuh kehangatan yang didorong oleh rasa peduli kepada sesama, yang mana tidak pernah senang melihat orang lain terlalu lama terjebak dalam kegelapan, terperangkap dalam semak belukar hutan belantara yang tak ada sesiapa.

Nasehat itu ibarat obor penerang kegelapan yang juga berfungsi untuk menghangatkan, yaitu, penerang yang menerangi orang lain dalam kegelapannya dan mampu membimbingnya kembali meniti jalan yang diridhai dan dicintai, penghangat seseorang dalam dinginnya hutan belantara yang tiada sesiapa.

Sebagai penutup ada sebuah kisah menarik seputar nasehat:
Dikisahkan ada dua anak kecil, Hasan dan Husein Radhiallahu ‘anhuma nama mereka, suatu hari mereka berajalan melewati orang tua yang sedang berwudhu, akan tetapi terlihat wudhunya belum benar, maka mereka berdua bersepakat untuk menasehati orang tua tersebut dan mengajarinya tata cara wudhu yang benar, maka Hasan dan Husein Radhiallahu ‘anhuma pun mendatangi orang tua tersebut dan berkata kepadanya: ”Wahai paman, lihatlah diantara kami siapa yang paling bagus wudhunya”. Kemudian mereka berdua pun berwudhu, orang tua itu pun melihat kalau wudhunya Hasan dan Husein itu  bagus semua, dia pun sadar kalau wudhunya itu belum baik dan benar, maka ia pun berterima kasih kepada Hasan dan Husein Radhiallahu ‘anhuma  atas nasehat mereka berdua, dan nasehat tersebut tanpa ada unsur menyakiti perasaan orang yang di nasehati.

Oleh: Khoirul Arifin 

No comments:

Post a Comment

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube