Adakalanya manusia lupa dan berbuat khilaf, adakalanya pula manusia
berbuat dosa, karena memang manusia adalah makhluk yang tidak bisa lepas dari
kesemuanya, dan memang setiap anak Adam ‘Alaihis Salam adalah pasti
pernah berbuat kesalahan, akan tetapi sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan
adalah yang mau untuk bertaubat. Boleh jadi pada pagi harinya seorang muslim
melakukan perbuatan yang baik, akan tetapi tidak melepas kemungkinan pada sore
harinya ia sudah melakukan perbuatan yang menyimpang, menggibah lah, menyakiti
hati orang lain lah, ataupun perbuatan-perbuatan tercela lainnya .Oleh karena itu islam dengan kesempurnaan ajarannya, telah memberikan
solusi atau jalan keluar untuk mengantisipasi semuanya ini, karena islam memang ajaran, pedoman, dan
tatanan hidup yang langsung di buat oleh
yang Maha Mengetahui segala sesuatu.
Islam telah memerintahkan antara sesama
untuk senantiasa saling nasehat-menasehati, karena memang nasehat memiliki
peranan yang sangat besar dan urgen dalam memperkokoh bangunan umat ini,
bagaimana tidak, tanpanya umat ini tidak akan menjadi baik, karena manusia
pasti akan melakukan perbuatan seenaknya dan cenderung mengikuti kehendak hawa
nafsu yang menipu.
Dan memang sudah menjadi tugas utama
syetan di bumi ini yaitu akan selalu dan
senantiasa membujuk manusia untuk melakukan perbuatan keji dan mungkar.
Makna Nasehat
Nasehat adalah: ”Menghendaki kebaikan pada orang yang diberi nasehat
dengan perkataan-perkataan yang bertujuan untuk perbaikan”.
Hukum Nasehat
1. Fardhu kifayah: imam An Nawawi berkata: ”Sesungguhnya amar ma’ruf
dan nahi mungkar hukumnya fardhu kifayah jikalau sudah ada yang melaksanakannya
maka yang lain lepas dari tanggung jawab tersebut, akan tetapi, jikalau tidak
ada seorang pun yang melaksanakannya tanpa
adanya udzur dan ketakutan maka semuanya akan mendapatkan dosanya”.
2. Fardhu ‘ain:
a.
Jikalau datang saudaramu untuk meminta nasehat darimu.
b.
Jikalau kita melihat kemungkaran, dan orang lain tidak mau
mengingatkannya, dengan tujuan supaya
tidak terjadi kemungkaran yang lebih besar.
c.
Jikalau yang mengetahui bahwa sesuatu perbuatan tersebut adalah
perbuatan kemungkaran hanyalah anda seorang, dan orang lain tidak
mengetahuinya.
Faedah-faedah yang terkandung dalam nasehat:
a.
Nasehat adalah inti dari agama, dan mutiara insani.
b.
Anda kecintaan pada orang lain, dan benci kalau kejelekan ada pada
mereka.
c.
Memperbanyak teman, karena tidak adanya hasad, dan tidak suka kalau
kejelekan menimpa orang lain.
d.
Perbaikan pada masyarakat, karena tersebarnya keutamaan, dan tertupnya
kejelekan dan keburukan.
e.
Terciptanya rasa kasih sayang.
f.
Menyibukkan diri untuk mencari cara yang paling mengena dalam
menasehati, tentunya akan mendorong orang untuk senantiasa belajar.
g.
Menerangkan kesalahan orang yang berbuat kesalahan, dan jikalau ia benci
dan menolak, maka itu tidak mengapa, karena marahnya disebabkan karena nasehat
kita, bukan karena kita ghibah terhadapnya.
h.
Orang yang menegakkannya (nasehat ) dengan benar maka akan dimuliakan.
Adab-adab dalam nasehat:
A. Bagi sang penasehat:
1.
Ikhlas, bukan untuk menampakkan kecerdasan akalnya, dan bukan pula
untuk membuka kejelekan orang lain yang
dinasehati dan tidak pula biar supaya terkenal, akan tetapi haruslah tujuan
dari nasehat itu adalah ishlah(perbaikan) dan hanya untuk mengharap ridha Allah
Subhaanahu wa Ta’ala semata.
2.
Dengan hikmah dan nasehat yang baik, kalimat yang baik adalah kunci
hati, Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman: ”Serulah manusia kepada
jalan Rabb-mu dengan hikmah dan dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan
mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Rabb-mu Dialah yang lebih mengetahui
siapa yang sesat dari jalan-Nya, dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang
mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl:125)
3.
Tidak boleh menutupi ilmu: seorang muslim mengetahui bahwa nasehat adalah
salah satu hak yang harus dipenuhi, orang beriman adalah cerminan bagi
saudaranya, maka memberikan nasehat kepada saudaranya, dan memberitahukan atas
kekurangan-kekurangannya, dan tidak boleh menutup nutupinya. Rasulullh
Shalallahu ‘Alaihi wa Salam bersabda: ”Hak muslim terhadap muslim yang
lainnya itu ada enam, Rasulullah pun ditanya : ”Apakah yang enam itu wahai
Rasululah? Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ”Jikalau engkau
bertemu maka ucapkanlah salam padanya, dan apabila engkau dipanggil (diundang) maka
penuhilah undangan tersebut, jikalau engkau dimintai nasehat maka nasehatilah
…” (HR.Muslim)
4.
Nasehat dalam keadaan sepi (tidak di depan umum ), sehingga tidak
membuka kejelekan orang yang di nasehati, dan tidak melukai perasaannya. Imam
Asy Syafi’I berkata: ”Nasehatilah aku tatkala aku sendiri, dan jangalah
menasehatiku di dalam keramaian manusia, karena nasehat di dalam keramaian
manusia adalah bentuk dari penjelekkan, yang saya tidak suka untuk
mendengarnya”.
5.
Amanah dalam nasehat: dengan tidak menyakiti dan membuat orang yang di
nasehati lemah dalam beramal, akan
tetapi mendorong yang dinasehati supaya lebih bersemangat, maka hendaklah
sebelum menasehati untuk berfikir secara matang.
B. Adab bagi orang yang dinasehati:
1.
Menerima nasehat dengan lapang dada.
2. Tidak kembali kepada kebathilan, karena kembali kepada jalan Allah
adalah sebuah keutamaan dan kenikmatan.
3.
Mengambil nasehat dari seorang muslim yang berakal dan berilmu.
4.
Merealisasikan nasehat dalam amalan nyata.
5.
Berterima kasih kepada orang yang telah menasehatinya, karena barang
siapa yang tidak berterima kasih kepada manusia maka dia tidak bersyukur kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dari sini kita bisa mengambil sari-sari nasehat yang mana ianya adalah
bentuk ungkapan kasih sayang kepada orang lain di sekitar kita, sebuah ungkapan
penuh kehangatan yang didorong oleh rasa peduli kepada sesama, yang mana tidak
pernah senang melihat orang lain terlalu lama terjebak dalam kegelapan,
terperangkap dalam semak belukar hutan belantara yang tak ada sesiapa.
Nasehat itu ibarat obor penerang kegelapan yang juga berfungsi untuk
menghangatkan, yaitu, penerang yang menerangi orang lain dalam kegelapannya dan
mampu membimbingnya kembali meniti jalan yang diridhai dan dicintai, penghangat
seseorang dalam dinginnya hutan belantara yang tiada sesiapa.
Sebagai penutup ada sebuah kisah menarik seputar nasehat:
Dikisahkan ada dua anak kecil, Hasan dan Husein Radhiallahu
‘anhuma nama mereka, suatu hari mereka berajalan melewati orang tua yang
sedang berwudhu, akan tetapi terlihat wudhunya belum benar, maka mereka berdua
bersepakat untuk menasehati orang tua tersebut dan mengajarinya tata cara wudhu
yang benar, maka Hasan dan Husein Radhiallahu ‘anhuma pun mendatangi
orang tua tersebut dan berkata kepadanya: ”Wahai paman, lihatlah diantara
kami siapa yang paling bagus wudhunya”. Kemudian mereka berdua pun
berwudhu, orang tua itu pun melihat kalau wudhunya Hasan dan Husein itu bagus semua, dia pun sadar kalau wudhunya itu
belum baik dan benar, maka ia pun berterima kasih kepada Hasan dan Husein
Radhiallahu ‘anhuma atas nasehat mereka
berdua, dan nasehat tersebut tanpa ada unsur menyakiti perasaan orang yang di
nasehati.Oleh: Khoirul Arifin
No comments:
Post a Comment