Sunday 5 May 2013

Bagaimana Islam Menempatkan Wanita



Dalam Al-Qur'an Allah Subhanahu wa ta'ala menceritakan kemulian dan peran seorang wanita. Allah Subhanahu wa ta'ala  menggandengkan dalam banyak ayat-Nya tentang keutamaan dan kemulian seorang wanita (ibu), dengan hak-hak Allah Subhanahu wa ta'ala untuk disembah seperti dalam firman Allah berikut ini:

وعبد الله ولاتشركوا به شيئا وباالوالدين احسانا

"Dan sembahlah Allah dan jangan sekali-kali kamu(sekalian) menyekutuinya dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.(kalian)”

.kemudian dalam ayat lain disebutkan:

"Katakanlah: Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa."
      (Al An'aam:151)

Allah juga tidak pernah membedakan antara laki-laki dan wanita dalam perkara pahala.
Firman Allah Subhanahu wa ta’ala:

"Barang siapa yang mengerjakan amal sholeh baik laki-laki  maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sungguh akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami berika balasan kepada mereka pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan".
(An-Nahl: 98)
Firman Allah Subhanahu wa ta’ala:

"Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf”.
An-Nisa))

Dalam satu hadits yang shohih juga menceritakan tentang seorang laki-laki yang datang kepada Rasulullah kemudian ia bertanya: ya Rasulullah siapakah diantara  manusia yang paling berhak  untuk aku cintai, kemudian Rasulullah menjawab : ibumu dan Beliau mengulangnya sebanyak  tiga kali, baru kemudia beliau mengatakan bapak mu. Demikian kemulian agama ini yang mengangkat dan memposisikan hak-hak wanita pada tingakatan yang sangat  tinggi.
Mari kita menoleh sejenak ke abad ke 12 dan 13 silam, bagaimana  keadaan kaum  yang bernama wanita pada masa jahiliyah di bangsa Arab. Ketika dikabarkan kelahiran  seorang bayi perempuan maka bayi yang tak berdosa itu langsung dikuburkan hidup-hidup. Hari kelahirannya adalah hari di mana semua wajah menjadi kecewa, karena tidak lama kemudian ia akan dikubur hidup-hidup oleh ayahnya sendiri.
Firman Allah Subhanahu wa ta’ala:

"Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya karena dosa apakah ia dibunuh.
At-Takwir:8-9) )

Disebutkan dalam banyak literatur islam,  para wanita yang telah diperistri oleh bapak mereka, maka akan menjadi harta  warisan anak-anaknya. Para wanita juga ketika itu tidak mendapatkan sepeserpun warisan dari keluarganya. Demikian  keadaan kaum wanita ketika itu keberadaanya sama dengan kehinaan yang harus dilenyapkan, mereka tidak lebih hanya sebagai alat pemuas hawa nafsu. Islam telah meletakkan dasar dan pondasi yang kuat kuat tentang  memuliakan dan menghormati  kaum wanita.  Dasar dan pondasi itu adalah (menjaga kesucian). الإفاف  dan (rasa malu) الحياء
Yang kemudian dari dasar dan pondasi tersebut melahirkan konsekuensi   agar seorang wanita mengenakan hijab yang sesuai  dengan aturan-aturan syar’i.   Bukan hijab gaul yang banyak disalah artikan oleh kebanyakan kaum wanita di zaman ini. Maka berdiam diri di rumah dan menghindari percampuran antara lawan jenis adalah sebuah pengaplikasian menjaga kesucian dan harga diri dari bahaya dan fitnah yang nyata pada saat ini. Wallahua’lam

No comments:

Post a Comment

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube