Sunday 5 May 2013

Sejarah Wanita Dalam Berbagai Kebudayaan



          
  Dewasa ini kita sering mendengar di mana-mana mendengung kata feminisme, kesetaraan gender, persamaan hak antara pria dan wanita dan banyak hal yang berkaitan dengannya. Sampai-sampai pun di dunia muslim, para wanita-wanitanya banyak pula yang ikut menyemarakkan hal itu. Sebenarnya bagaimana asal muasal atau sejarah feminisme dan kesetaraan gender itu muncul kita perlu mengetahui sehingga kita tidak salah dalam memahami dan ambil sikap. Karena memang wanita ini adalah sosok yang spesial di setiap kebudayaan dan peradaban.

            Jika kita melihat kebudayaan yunani kuno, kedudukan wanita itu sangat rendah dan mengenaskan. Mereka hanya di gambarkan sebagai penduduk kelas dua yang hanya di gunakan sebagai eksploitasi yang berhubungan dengan seks. Banyak dibuat patung-patung wanita telanjang yang seksi dan cantik. Di peradaban ini wanita memainkan peranan penting, tapi juga digunakan sebagai simpanan makanya wajar di Yunani orang-orang banyak membuat patung wanita layaknya wanita simpanan. Karena hal ini di contohkan oleh dewa mereka sendiri yang memiliki wanita simpanan atau selingkuhan. Jadi wajar dan biasa kalau manusia selingkuh karena dewanya pun mencontohkan selingkuh.
Banyak sekali kisah para dewa mereka yang menceritakan perselingkuhan wanita. Mulai dari kisah Dewa Zeus yang beristrikan Dewi Hera yang memiliki banyak anak. Tapi Dewa Zeus ini masih merasa belum cukup sehingga banyak berselingkuhlah dengan manusia maka lahir lah manusia-manusia setengah dewa, salah satunya adalah Hercules dan Perseus. Kemudian ada juga kisah dewi kecantikan sejagat Dewi Aphrodite. Dewi Aphrodite ini awalnya dinikahkan dengan saudara Dewa Zeus, yakni Dewa Hefaistus dewa pande besi. Dewa yang kerjanya membuat senjata di bawah bumi ini ternyata sangat buruk rupa, sehingga Dewi Aphrodite pun merasa tidak puas dan mencari selingkuhan yakni Dewa Ares si dewa perang. Jadi di kebudayaan yunani ini wanita kerjaanya sangat jelas hanya mengekspoliatasi kecantikan dan keseksian diri serta berperan untuk selingkuh dan diselingkuhi saja yang intinya hanya sebagai  tempat pemuas hasrat seks belaka.

            Lalu kita berpindah di kebudayaan India. Di kebudayaan ini wanita sama saja dan lebih mengenaskan. Kedudukan mereka hanya dianggap sebagai manusia rendahan yang memiliki hak hidup selama suaminya hidup. Maka di India ada tradisi yang bernama Sadhi. Tradisi sadhi adalah tradisi hindu dimana jika seorang wanita telah menikah kemudian suaminya meninggal maka hak hidup sang wanita pun habis dan harus ikut dibakar bersama sang suami. Dan saat ini tradisi ini pun masih di lakukan di beberapa tempat di India. Dan itulah hak hidup wanita-wanita dalam tradisi hindu. Kemudian kita berpindah kepada tradisi budaya yahudi. Dalam kitab mereka Talmud seorang lelaki diwajibkan berdoa dalam 24 jam dengan doa “terima kasih tuhan karena engkau tidak menjadikanku seorang wanita atau budak belia”. Dalam ayat ini menggambarkan bahwa wanita hanya sebagai kutukan belaka, karena sang lelaki yang berdoa bersyukur tidak diciptakan sebagai wanita. Kemudian juga masih dalam Talmud disebutkan bahwa “bila seorang lelaki dewasa bersetubuh dengan anak perempuan maka tidak mengapa”. Jadi wajar kalau perlakuan mereka terhadap wanita itu tidak adil dan merendahkan karena memang di kitabnya banyak sekali mengajarkan tentang hal tersebut.

Kemudian kita lihat dalam tradisi Kristen orang-orang Romawi, kedudukan wanita sama saja rendah dan hanya sebagai objek seks belaka. Mereka orang-orang Romawi merendahkan wanita dengan menggunakan dalil-dalil agama. Seperti contohnya adalah dalil tentang kisah ‘diusirnya’ Adam dan Hawa. Dan sampai saat ini doktrin diusirnya Adam dan Hawa itu masih sering di pakai sehingga umat islam pun keliru dalam memaknainya sehingga ikut-ikutan mengatakan di usir dari surga. Sebenarnya yang mengatakan dan merasa di usir itu adalah orang Kristen saja, dalam islam tidak diusir tapi diturunkan karena memang Allah berkehendak tuk menurunkannya di bumi sebagai khalifatul ardhi. Di dalam injil dalam kasus ini dikisahkan bahwa Hawa memakan buah yang dilarang tuhan kemudian mengajak suaminya Adam memakannya pula sehingga menyebabkan kemurkaan tuhan dan di usirlah mereka dari surga sehingga dalam terminologi Kristen munculah dosa waris. Dosa waris dosa yang diturunkan Adam dan Hawa kepada manusia sampai saat ini. Kisah ini di sebutkan dalam kitab genesis yang berjudul buah kecerdasan. Sehingga dalam pandangan Kristen penyebab diusirnya manusia dari surga adalah wanita, wanita penyebab kutukan tuhan sehingga mendapat murka dan di usir dari surga. Dan berujung pada semua gereja Romawi percaya bahwa wanita adalah perangkap setan yang harus di sucikan dengan disalib dan dibakar. Sehingga saat itu wanita tidak boleh melakukan kegiatan-kegiatan seperti lelaki. Wanita-wanita yang pandai dan berilmu maka disebut penyihir dan harus disucikan dengan dibakar. Wanita ke dudukannya hanya rendah seperti budak belaka.

Maka wajarlah saat ini banyak sekali di barat atau kebudayaan lain muncul gerakan feminisme yang menyuarakan persamaan hak antara pria dan wanita. Karena memang mereka merasa tidak puas dengan kebudayaan yang memiliki latar belakang menggambarkan wanita sangatlah rendah. Dan yang seperti itu semua tidak terjadi dan dialami wanita-wanita dalam islam. Karena memang dalam sejarah-sejarah peradaban islam wanita selalu ditempatkan pada kedudukan yang mulia dan dijunjung kehormatannya dan mereka para wanita muslimah merasa puas karena aturan islam yang memuliakan mereka. Sampai-sampai Allah membuat satu surat khusus yang bernama surat An-Nisa (para wanita). Kemudian juga islam menempatkan wanita tiga kali lebih tinggi dari seorang pria dalam hal penghormatan oleh anak seperti yang disabdakan oleh Rosululloh dalam hadits tentang birrul walidain. Tak hanya itu saja, Allah menurunkan islam kepada seorang lelaki (Rosulullah) tapi yang paling pertama menerima dan menguatkan seruan islam setelah Rosul adalah bukan seorang lelaki melainkan seorang wanita (Khadijah). Jadi sangatlah tidak benar jika wanita-wanita muslim sekarang ikut-ikutan menyuarakan kesetaraan gender pria dan wanita yang banyak di usung wanita-wanita barat. Maka banyak-banyakanlah kita mengambil hikmah yang dicontohkan oleh wanita-wanita muslimah jaman dahulu. Bukan tanpa alasan Allah dan Rosululloh menetapkan beberapa ketetapan yang secara dzohir berbeda bagi wanita dengan pria namun jika ditelaah dan diresapi maka sangatlah rasional dan manusiawi ketetapan tersebut. Karena islam memang adil dalam memberikan ketetapan kepada semua hamba hamba-Nya. Wallahu’alam.

1 comment:

  1. saya bersyukur kerana dapat pengatahuan yang sangat berguna melalui atikel ini bagi saya dan mungkin dapat di kongsi kan kepada kawan kawan di luar sana tq

    ReplyDelete

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube